wisata sejarah
Kota Lama Semarang
Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang
yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20 . Pada masa itu, untuk
mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng,
yang dinamai benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan
antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan
perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai : Heeren Straat. Saat
ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang
ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.[1]
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini
sekitar 31 hektare. Dilihat dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan
ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti kota
tersendiri, sehingga mendapat julukan "Little Netherland". Kawasan Kota
Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda
lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi.
Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan
kukuh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. ==Bangunan di Kota Lama Semarang==
Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti
bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa
dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik
dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa
besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai
adanya ruang bawah tanah
Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial
Belanda, dibangun pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini
berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi barat kota lama
Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi
selatannya dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama:
Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah
Belanda memindahkan permukiman Cina pada tahun 1731 di dekat permukiman
Belanda, untuk memudahkan penga- wasan terhadap segala aktivitas orang
Cina. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat militer, namun
juga sebagai menara pengawas bagi segala aktivitas kegiatan orang Cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar